Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya

Pura Mutering Jaghat Dalem Sidakarya adalah salah satu Pura Kayangan Jaghat yang berada di Jalan Dewata, Desa Pekraman Sidakarya, Denpasar Selatan,

Pengempon pura ini terdiri dari Warga Desa Pekraman Sidakarya. dengan lima banjar adat, yaitu Br Dukuh Mertajati, Br Sari, Br Tengah, Br, Sekar kangin dan Br Suwung Kangin, Keberadaan pura ini adalah untuk mengenang jasa Dalem Sidakarya (Brahmana Keling) seterusnya dan demi adanya Parhyangan tempat nunas Tirta Sidakarya bagi seluruh umat Hindu, pura ini di bangun kira-kira tahun 1518 M (= Saka 1440) pada masa Pemerintahan Dalem Waturenggong, dalam pembangunan pura ini Dalem Waturenggong memerintahkan Penguasa disana untuk mendirikan Parhyangan/Pura "Dalem Sidakarya" dan segala sesuai dengan petunjuk syarat-syarat Dalem Sidakarya, sehingga pada saat itu pembangunan parhyangan tersebut ditanggung oleh penguasa (= pemerintahan) saat itu, baik secara material maupun tenaga di wilayah ini, namun segala titah dan petunjuk diatur oleh Ida Dalem Sidakarya sendiri.

Dalam pembangunan Parhyangan ini Dalem Sidakarya memakai konsep sendiri, akan tetapi tetap menghormati para pendahulu pendiri Parhyangan Jagat Bali dengan mengalokasikan menjadi satu "Sad Kahyangan" yang ada sehingga bangunan pelinggih di pura ini sebagai berikut :

Pelinggih Pemayun Cakra penghayatan ke Pura Batukaru.
Pelinggih Pemayun Agung penghayatan Besakih dan Gunung Agung.

Pelinggih Pemayun Toya penghayatan ke Pura Batur.
Pelinggih Manik Geni penghayatan ke Pura Lempuyang.

Pelinggih Pemayun Putra penghayatan ke Pura Sakenan.
Pelinggih Pemayun Ngurah Agung penghayatan ke Pura Uluwatu.




Di samping penghayatan Sad Khayangan yang ada di seluruh Jagat Bali yang terpenting beliau juga mendirikan Parhyangan / Pelinggih "Jaghat Natha" penghayatan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (ke-Esa-an Tuhan). Kenapa mendirikan Jaghat Natha ? Kira-kira begini : Jaghat artinya Daerah = Wilayah = Bumi Natha artinya Raja = Kekuasaan = Keprabuan, Jadi Jaghat Natha artinya Pura pusat kerajaan (apakah kadipaten / kabupaten maupun propinsi pusat kota). Karena Beliau bergelar Dalem Prabu penguasa (alam tumbuh-¬tumbuhan, lingkungan beserta isinya) oleh karena itulah dasar pendirian pelinggih Jaghat Natha yang ada sekarang sebagai pusat kerajaan / kekuasaan alam tumbuh-tumbuhan (alas) beserta isinya (sarwa gumatat-gumitit). .

Sehingga di sini penulis beranggapan bahwa beliau (Dalem Sidakarya) sebagai manifestasi Sang Hyang Maha Dewa. Barang kali istilah Jaghat Natha dan atau Pelinggih Jaghat Nahta untuk pertama kalinya ada di sini (Parhyangan Dalem Sidakarya). .

Di Parhyangan ini juga dilengkapi dengan adanya Pelinggih / Gedong, itu tidak lain adalah Pelinggih Ida Betara Dalem Sidakarya. Dengan terpusatnya Sad Kahyangan menjadi satu di Parhyangan ini dan disempurnakan dengan adanya pelinggih Jaghat Natha, maka Parhyangan / pura ini dinamai "Pura Mutering Jaghat Dalem Sidakarya" yang artinya : Mutering= Pemuteran / Cakra = Pusat , Jaghat = Bumi / Wilayah dan Alam, Dalem Sidakarya = gelar Brahmana Keling (Nama Beliau sendiri).

Di Pura Mutering Jaghat Dalem Sidakarya inilah tempat Pinunas Tirta Sidakarya=Tirta Penyidakarya demi suksesnya karya, dan juga disebut Tirta Pemarisudhan Jagat yaitu untuk menetralisir hama penyakit pada tumbuh-tumbuhan (seperti tikus, ulat, walang sangit dan lain-lain), oleh karenanya apabila tanam-tanaman diserang hama jangan memaki-maki, sebaiknya nunas Tirta Pemarisudha di Pura Mutering Jaghat Dalem Sidakarya yang terletak di Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. .


Baca juga artikel menarik lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar