Periode Kepemimpinan I Nyoman Kantun SH.MM Sebagai Bendesa Pekraman Sidakarya

Salah satu keberhasilan sebuah kepemimpinan bukan juga ditentukan oleh lama periode menjabat namun keberhasilan dalam membuat terobosan dan program yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti Kepemimpinan I Nyoman kantun SH.MM. sebagai Bendesa Pekraman Sidakarya Perioda 2009-2014, berkat Kerjasama Prejuru, Panitia dan dukungan Masyarakat, dalam masa periode kepemimpinan I Nyoman Kantun SH.MM. banyak terobosan dan program yang sudah berjalan maupun yang sedang berjalan seperti :

I. Pembangunan Fisik Swadaya Murni Masyarakat sebagi berikut :
  1. Pembangunan Kantor LPD dan perlengkapannya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp 1,600.000.000.
  2. Pembuatan 2 Buah Warung Depan Kantor LPD dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 180.000.000.
  3. Pembuatan Penyengker Setra Desa Pekraman Sidakarya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 70.000.000.
  4. Pembangunan Penyengker Jaba Kahayanga n Sisi Kauh dan Sekitarnya dengan biaya kurang lebih Rp. 25.000.000.
  5. Perbaikan Pura Dalem Sudha Sidakarya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 2.692.895.400.
  6. Perbaikan Pura Kayangan Sakti Sidakarya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 396.000.000.
  7. Perbaikan Pura Taman Suci Dalem Sudha Sidakarya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 58.000.000.
  8. Nangiyang Ida Ratu Ayu lan Calonarang dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 700.000.000.
  9. Pembangunan Pura Melanting, Pasar Sudha Merta dan Melapas Alit dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 150.000.000.
  10. Tambahan Biaya Swadaya Pembangunan Pasar Sudha Merta Sidakarya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 265.000.000.
  11. Pengadaan Mobil Pecalang dan kelengkapannya dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 80.000.000.
II. Pembangunan Fisik Bantuan Langsung Dari Pemerintah :
  1. Pembangunan Pasar Sudha Mertha Sidakarya (Bantuan pusat) dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 2.500.000.000.
  2. Rehabilitasi Wantilan Pura Dalem Mutering Jagat Dalem Sidakarya Desa Pekraman Sidakarya (Bantuan Pemerintahan Denpasar) dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 1.500.000.000.
  3. Pemavingan, Pembuatan Pintu Besi dll, area Jaba Sisi Wantilan Pura Dalem Mutering Jagat Dalem Sidakarya Desa Pekraman Sidakarya (Bantuan Pemerintahan Denpasar ) dengan biaya kurang lebih sebesar Rp. 150.000.000.
Dari pembangunan tersebut diatas jika ditotal maka hasilnya untuk Total Biaya Pembangunan Fisik Swadaya Murni Masyarakat sebesar Rp. 6.216.895.400 dan untuk Total Biaya Pembangunan Fisik Bantuan Langsung Dari Pemerintah sebesar Rp. 10.366.895.000, selain pembangunan Fisik ada juga Pembangunan Non Fisik sudah dilakukan antara lain :
  1. Kegiatan Piodalan Mecaru dll sebanyak 85 kali (setiap bulan 16 kali kegiatan) .
  2. Tahun 2010 Ngadegan Purana Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya (bantuan Dishub) .
  3. Ngadegan Sabha Desa.
  4. Ngadegan Serati Banten.
  5. Menyempurnakan Paiketan Pemangku lan Sadeg Desa Pekraman Sidakarya.
  6. Ngadegan Tari Topeng Sidakarya “ciri khas asli Sidakarya” .
  7. Ngadegan Peiketan Sekaa Tari Sakral Sidakarya.
  8. Menyempurnakan Pecalang Desa Pekraman Sidakarya dan Ngadegan Jagra Bala Desa Desa Pekraman Sidakarya termasuk Perlengkapannya.
  9. Mengikuti Lomba Desa Pekraman Tingkat Kota Denpasar.
  10. Menyempurnakan Awig-Awig Desa Pekraman Sidakarya .
  11. Ngaryaning Perarem Desa Pekraman Sidakarya Sane Anyar.
  12. Melaksanakan Pawai Ogoh-ogoh ring Desa Pekraman Sidakarya.
  13. Nyanggra Darma Gosana (Paruman Sulinggih Tingkat Nasional) diikuti 400 Orang Sulinggih.
  14. Mengikuti Lomba Utsawa Dharma Gita Setiap Tahun.
  15. Mengikuti Pentas Kesenian yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Kota Denpasar.
  16. Santunan sebesar Rp 1.000.000 bagi Krama Adat Desa Pekraman Sidakarya yang meninggal.
  17. Bebas Urunan Piodalan di Khayangan Tiga Desa Pekraman Sidakarya.
  18. Selama menjadi Badan Pengawas dan Bendesa (Prejuru Desa) mampu Meningkatkan Usaha dan memberi keuntungan LPD Desa Pekraman Sidakarya dari kerugian yang pernah dialami sebesar Rp. 530.000.000 (tahun 1998-2003) .
  19. Dan Usaha-Usaha yang lainnya .


Disamping program-program tersebut diatas, ada beberapa Usaha-usaha yang sudah dilaksanakan dan saat ini berjalan dengan sukses seperti :
  1. Pecalang lan Jagra Bala Desa sampun memargi becik tur sampun preside mapikenoh manut swadarmannyane preside ngeringanin abot Banjar lan Desa Pekraman Sidakarya.
  2. Serati sampun memargi tur sampun ketiti buku preside ngeringanin prabiya ritatkala wenten Pujawali ring pura-pura (60% lebih ringan dari sebelumnya) .
  3. Peiketan Pemangku lan Sadeg Ide Betara ngeringanin abot Dane Jro Mangku lan prajuru, aktif ngeruruh dana ngerage tur ngayah tanpa pamrih ring Pujawali, Galungan lan Kuningan tur sane siosan, lan sampun preside ngepah rage indik ngemargiang swadarmanyane tur sampun reket pakilitannyane.
  4. Sekaa tari sakral sampun becik pemarginne manut swadarmannyane mawinan prajuru nenten meweh malih ritatkala wenten Ide Betare Mepajar.
  5. Sekaa teruna sewilang Pujawali sampun nyarengin ngayah, sapun ketah pemarginnyane (sekadi ngaryanin penjor lan sane siosan) .
Pada dasarnya hal yang terpenting untuk menjalankan pembangunan di desa adalah mampu menjalankan dengan baik 3 (tiga) sumber pokok Pendapatan Asli Desa dan mengelolanya secara transparansi dan akuntabel seperti :
  1. LPD (Managemen yang harus kuat, solid dan transparant) sebagai Bendesa tidak boleh lengah .
  2. Pasar Desa (mampun mengelola dengan baik dan benar serta mampu bersaing secara makro di era seperti ini) .
  3. Penduduk (bagaimana cara kita menyikapi penduduk pendatang yang semakin tahun semakin meningkat, kalau penduduk pendatang itu baik itu adalah berkah dan sebaliknya jika berprilaku tidak baik akan menjadi bumerang bagi kita) .
Program yang belum terlaksana dan terealisasi namun sudah diputuskan dalam Paruman Desa seperti :
  1. Muputan Karya ring Pura Dalem Sudha lan Khayangan, rencananya Agustus 2015 ini.
  2. Membuat Tempat Pemelisan di tengah Prapatan wilayah Desa Pekraman Sidakarya.
  3. Menyatukan Hansip dan Pecalang, karena kedua organisasi ini berasal dari swadaya Krama Adat masing-masing banjar .
  4. Memperbaiki Aling-aling Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya dengan Patung Siu-Siu, dan menambahkan Patung di masing-masing sudut Balai Agung sesuai dengan bangunan yang sebelumnya.
  5. Membuat Wantilan di Pura Dalem Sudha Sidakarya.
  6. Menata/Negesin Batas Desa antara Desa Pekraman Sidakarya dengan Desa Pekraman Renon, walaupun tidak ada peta wilayah, sepatutnya kedua desa ini bertemu dan melihat langsung kelapangan sehingga ada kejelasan tentang batas wilayah masing-masing desa.

Sejarah Patung dan Pelinggih di Setra Sidakarya

“Tabik Ratu Pekulun”
Setiap tempat atau bangunan pasti ada ceritanya ataupun sejarah asal usulnya, tempat-tempat tersebut akan memiliki sejarahnya masing-masing, begitu juga dengan sejarah Patung/Togog dan Pelinggih di Setra Sidakarya, yang letaknya di Sisi Timur Lapangan Sepak Bola Karya Manunggal Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Keberadaan Patung di Setra Sidakarya ini dibuat oleh I Made Rabayasa dan di bantu oleh I Made Rubed dan I Wayan Rupeg pada tahun 1969, pada awalnya berkeinginan dibangun 3 (tiga) buah patung yaitu patung Birawa, patung Birawi dan patung Toktoksil, begitu dibuatkan patung yang pertama dengan posisi di timur menghadap ke barat entah kenapa saat memasuki akhir penyelesaian tiba-tiba patung itu rusak, begitu diperbaiki kembali rusak patung tersebut, merasa ada keanehan, pembuatan ketiga patung tersebut urung dilaksanakan, karena mendapat firasat lain, bekas patung pertama yang belum terbentuk sempurna tersebut, akhirnya dirubah begitu saja hingga menjadi wujud seorang perempuan dengan rambut panjang dan buah dada besar (gede lambih), setelah patung tersebut selesai, disuatu kesempatan datanglah I Pekak Ada, yang berasal dari Br Taman Sanur, untuk melihat patung ini dan entah kenapa I Pekak Ada, tiba-tiba kerahuan dan mepenika (mengatakan) agar patung ini di beri Wasta (nama ) Ratu Biang Gobleh atau singkatnya orang sering menyebut “Men Gobleh” .

Disuatu kesempatan, saat melintas I Pekak Kembar dari Suwung Kangin didepan Setra Sidakarya (sebelum lapangan sepak bola dibangun, dulu masih ada akses jalan depan Setra Sidakarya) melihat wajah patung tersebut berubah warna menjadi Merah-Hitam, melihat hal ini I Pekak Kembar menceritakan kejadian yang dilihat kepada I Made Rabayasa, bukan hanya I Pekak Kembar saja yang melihat keanehan ini, namun juga dilihat oleh I Wayan Roka yang sedang melintas di depan Setra Sidakarya, mendengar keanehan ini, akhirnya I Made Rabayasa merubah warna wajah patung ini menjadi “Merah-Hitam”, dimana yang menyumbangkan cat Merah-Hitam adalah I Wayan Roka sendiri, dan pada akhirnya patung ini selesai dibangun pada tanggal 5 Agustus 1969.


Dalam waktu berjalan kira-kira tahun 1971, dalam suatu kegiatan upacara, dimana salah satu sesepuh/penua pada waktu itu kerahuan dan mepenika (mengatakan) agar dibuatkan lagi satu buah patung wanita dengan paras cantik, kulit kuning langsat dan di beri Wasta (nama) “Ni Ratna sari - Ratna Juwita” atau orang kadang juga menyebut Gek-gek Tonggek, yang mana patung ini juga adalah salah satu anak dari Ratu Biang Gobleh, sesuai dengan petunjuk tersebut diatas, I Made Rabayasa kembali membuat sebuah patung duduk bersimpuh dengan posisi di utara menghadap ke selatan.



Diareal patung-patung ini ada juga Pelinggih Taksaka yaitu Pelinggih Pohon Kepuh dimana posisinya pelinggih ini berada posisi paling selatan dan Pelinggih Taksaka ini merupakan penukar Pohon Kepuh yang pernah ada dan tumbang kira-kira pada tanggal September 1955. Pohon Kepuh ini adalah Pohon Kepuh terbesar dan tertinggi yang pernah dimiliki oleh Desa Sidakarya dimana pada bagian batang bawah Pohon Kepuh ini ada sebuah lubang/goa dengan ruang yang cukup besar, bisa dibayangkan seberapa besar pohon ini, namun tiada yang kekal kehidupan didunia ini mungkin karena sudah tua akhirnya Pohon Kepuh ini tumbang juga dan saat tumbang arahnya menuju arah utara sehingga merusak sebagian Pelinggih Pura Dalem Sudha Sidakarya. Disamping Pelinggih Taksaka ada lagi satu pelinggih yang letaknya berada disamping utara Pelinggih Taksaka, menurut bebarapa sumber dulunya Pelinggih ini berada di tengah areal alang-alang (lapangan sepak bola sekarang), karena ada pembuatan lapangan sepak bola Desa Sidakarya melalui AMD XXI tahun 1986 (ABRI Menunggal Desa yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 1 sampai dengan 22 Juli 1986) akhirnya pelinggih yang dulunya berada ditengah alang-alang (sekarang Lapangan Sepak Bola) tersebut dipindah ke areal pelinggih sekarang. Disamping patung dan pelinggih tersebut, ada juga pelinggih yang berada di ujung selatan setra dan Pura Prajapati letaknya berada paling timur, yang merupakan pura pada umumnya di setiap setra masing-masing desa.

Pembangunan Pura Dalem Sudha Sidakarya Pasca Gempa

Gempa yang terjadi di Denpasar, Bali Pada hari ini Rabu, 13 Oktober 2011, pukul 11 : 16 : 27 Wita Gempa dengan kekuatan 6,8 SR, pada lokasi 989 LS – 114,53 BT di kedalaman 10 km dari bawah laut arah 143 Km Barat Daya Nusa Dua Bali yang merusak Pura Dalem Sudha Sidakarya mulai diperbaiki dan dibangun kembali, bangunan yang rusak tersebut seperti : Gedongnya dengan dinding retak, Candi Kurung dengan atap atas jebol, Candi Bentar di Jaba Sisi atap sebelah selatan putus dan Candi Bentar di Jaba Sisi kedua atap atas Pura Kayangan putus. (baca : Gempa Merusak Pura Dalem Suda Sidakarya).


Melalui Paruman Desa Sidakarya yang dipimpin oleh Bendesa Pekraman Sidakarya I Nyoman Kantun, SH, MM. Pada Bulan Desember 2011 mulai dilakukan perbaikan dan pembangunan Pelinggih Pura Dalem Sudha Sidakarya dari bagian Mandalaning Utama seperti Gedong, Tajuk, Bale Gede, Kori Agung, Bale Pesantian dan Penyengker. Selanjutnya perbaikan pembangunan fisik di Madyaning Mandala berupa perbaikan Candi Bentar Pura Dalem Sudha Sidakarya dan Candi Bentar Pura Kayangan Sakti Sidakarya, Bale Gede di Pura Kayangan Sakti Sidakarya dan Pembangunan pura Taman Sari Dalem Sudha dengan total biaya keseluruhan sebesar dari Pembangunan Pura Dalem Sudha Sidakarya, Pembangunan Kayangan Sakti Sidakarya dan Pura Taman sari Sudha Sidakarya sebesar Rp 3.146.895.400, dana pembangunan fisik swadaya murni masyarakat ini berasal dari sumbangan warga baik itu perorangan maupun instansi/organisasi, adapun dengan perincian biaya sebagai berikut :
  1. Pembangunan Fisik Pura Dalem Sudha Sidakarya sebesar Rp. 2.692.895.400
  2. Pembangunan Fisik Pura Kayangan Sakti Sidakarya sebesar Rp 396.000.000
  3. Pembangunan Fisik Pura Taman sari Sudha Sidakarya sebesar Rp. 58.000.000
Sebagai tahap akhir sesuai dengan Paruman Desa, Desa Pekraman Sidakarya jika tidak ada halangan akan dilaksanakan KARYA MEMUNGKAH DAN NGENTEG LINGGIH dll, yang pelaksanaanya diperkirakan pada bulan Agustus 2015.